Makalah Gangguan Menstruasi



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Haid atau yang sering disebut dengan menstruasi merupakan pelepasan lapisan dalam (endometrium) yang disertai pendarahan, terjadi berulang setiap bulan secara periodik, kecuali pada saat hamil. Sedangkan siklus haid adalah waktu sejak hari pertama haid sampai datangnya haid periode berikutnya. Siklus haid setiap perempuan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, bukan saja antara beberapa perempuan, tetapi juga pada perempuan yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar siklus haidnya tidak terlalu sama.
Sebelum datangnya haid, setiap perempuan umumnya mengalami sindrom bulanan atau yang lebih dikenal dengan sindrom pra-haid. Sindrom ini sangat mengganggu aktifitas perempuan, terutama mereka yang aktif bekerja diluar rumah.Selain itu, gangguan haid juga sering terjadi seperti: dismenorea, hipermenorea, hipemenorea, amenorea, dan masih banyak gangguan haid lainnya yang sering dialami oleh para perempuan.
Karena kurangnya pengetahuan serta informasi yang dimiliki oleh sebagian besar perempuan tentang siklus haid, sindrom pra-haid, serta gangguan haid dalam masa reproduksi, maka penulis tertarik untuk membahas tentang masalah yang sering dialami oleh setiap perempuan ini.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.    Apa definisi gangguan menstruasi?
2.    Apa jenis-jenis gangguan menstruasi?
3.    Apa penyebab/indikasi gangguan menstruasi?
4.    Apa tanda gejala/manifestasi klinik gangguan menstruasi?
5.    Bagaimana pemeriksaan diagnostik gangguan menstruasi?
6.    Bagaimana pelaksanaan medis gangguan menstruasi?
7.    Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan menstruasi meliputi diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan?

C.      Tujuan Makalah
Berdasarkan Rumusan masalah diatas yujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui definisi gangguan menstruasi;
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis gangguan menstruasi;
3.      Untuk mengetahui penyebab/indikasi gangguan menstruasi;
4.      Untuk mengetahui tanda dan gejala atau manifestasi klinik gangguan menstruasi;
5.      Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik gangguan menstruasi;
6.      Untuk mengetahui pelaksanaan medis gangguan menstruasi;
7.      Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan menstruasi meliputi diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan.


BAB II
KONSEP DASAR

A.      Definisi
 Menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro, 2005). Sementara menurut Prawirohardjo (2011:161) pendarahan haid merupakan hasil interaksi kompleks yang melibatkan sistem hormon dengan organ tubuh, yaitu hipotalamus, hipofise, ovarium, dan uterus serta faktor lain di luar organ reproduksi. Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus (Bobak, 2004). Suzannec (2001), mendeskripsikan siklus menstruasi adalah proses kompleks yang mencakup reproduktif dan endokrin.
Gangguan menstruasi adalah masalah yang umum terjadi pada masa remaja. Gangguan ini dapat menyebabkan rasa cemas yang signifikan pada pasien maupun keluarganya. Faktor fisik dan psikologis berperan pada masalah ini (Chandran, 2008).
Menstruasi pada awalnya terjadi secara tidak teratur sampai mencapai umur 18 tahun setelah itu harus sudah teratur. Menstruasi dianggap normal jika terjadi dengan interval 22-35 hari (dari hari pertama menstruasi sampai pada permulaan periode menstruasi berikutnya) dan pengeluaran darah menstruasi berlangsung 1-8 hari. Jumlah rata-rata hilangnya darah selama menstruasi adalah 50 ml (rentang 20-80 ml), atau 2-5 kali pergantian pembalut/hari. (Manuaba, 1999)
Gangguan menstruasi paling umum terjadi pada awal dan akhir masa reproduktif, yaitu di bawah usia 19 tahun dan di atas 39 tahun. Gangguan ini mungkin berkaitan dengan lamanya siklus haid, atau jumlah dan lamanya menstruasi. Seorang wanita dapat mengalami kedua gangguan itu (Jones, 2002).


B.       Jenis-jenis
1.      Hipermenore (Menorraghia)
Hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas yang terganggu, polip endometrium, gangguan pelepasan endometrium pada waktu haid, dan sebagainya. Pada gangguan pelepasan endometrium biasanya terdapat juga gangguan dalam pertumbuhan endometrium yang diikuti dengan gangguan pelepasannya pada waktu haid.
Terapi pada hipermenorea pada mioma uteri niscaya tergantung dari penanganan mioma uteri, sedangkan diagnosis dan terapi polip endometrium serta gangguan pelepasan endometrium terdiri atas kerokan
2.      Hypomenorhoe (kriptomenorrhea)
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa. Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada uterus (misalnya sesudah miomektomi), pada gangguan endokrin, dan lain-lain. Kecuali jika ditemukan sebab yang nyata, terapi terdiri atas menenangkan penderita. Adanya hipomenorea tidak mengganggu fertilitas.
Lama perdarahan : Secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma.
3.      Polimenorea (Epimenoragia)
Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa ( kurang dari 21 hari). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa. Hal yang terakhir ini diberi nama polimenoragia atau epimenoragia.
Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain adalah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dan sebagainya.

4.      Oligomenorrhoe
Disini siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Apabila panjangnya siklus lebih dari 3 bulan, hal itu sudah mulai dinamakan amenorea. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang.
Oligomenorea dan Amenorea sering kali mempunyai dasar yang sama, perbedannya terletak tingkat. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasa.
5.      Amenorea
Amenorea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya tiga bulan berturut-turut. Lazim diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder. Amenorea primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun keatas tidak pernah dapat haid, sedangkan pada amenorea sekunder penderita pernah mendapat haid tetapi kemudian tidak dapat lagi. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan congenital dan kelainan-kelainan genetic. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain
6.      Metroragia
Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Klasifikasi
a.       Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.
b.      Metroragia diluar kehamilan.


7.      Pra Menstruasi Syndrom
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2 sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi dimulai. Disebabkan oleh :
1)    Sekresi estrogen yang abnormal
2)    Kelebihan atau defisiensi progesteron
3)    Kelebihan atau defisiensi kortisol, androgen, atau prolaktin
4)    Kelebihan hormon anti diuresis
5)    Kelebihan atau defisiensi prostaglandin
8.      Dismenore
Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.
Klasifikasi
Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah nyeri     haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan.
Karakteristik dismenorea primer menurut Ali Badziad (2003):
1)        Sering ditemukan pada usia muda.
2)        Nyeri sering timbul segera setelah mulai timbul haid teratur.
3)        Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus yang spastik dan sering disertai mual, muntah,     diare, kelelahan, dan nyeri kepala.
4)        Nyeri haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau kedua haid.
5)        Jarang ditemukan kelainan genitalia pada pemeriksaan ginekologis.
6)        Cepat memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa.

C.      Penyebab/Indikasi
1.      Hipermenore (Menorraghia)
Etiologi :
a.    Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi : uterotonika
b.    Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.
c.    Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas, bendungan pembuluh darah balik.
d.   Hipertensi
e.    Dekompensio cordis
f.     Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
g.    Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
h.    Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili
2.      Hypomenorhoe (kriptomenorrhea)
Etiologi :
a.       Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin
b.      .kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.
3.      Polimenorea (Epimenoragia)
Etiologi:
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
4.      Oligomenorrhoe
Etiologi :
a.       Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-5 menstruasi )
b.      Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah ovulasi )
c.       Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid.
5.      Amenorea
Etiologi :
a.       Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium), dan vagina
b.      Adanya tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktore, cacat bawaan, uji estrogen dan     progesteron negatif.
c.       Penyakit TB, penyakit hati, diabetes melitus, kanker, infertilitas, stress berat.
d.      kelainan kongenital
e.       ketidastabilan emosi dan kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.
6.      Metroragia
Etiologi :
a.       Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh; carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.
b.      Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis6.
7.      Pra Menstruasi Syndrom
Etiologi :
Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan hormonal, pada tegangan prahaid terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi progesteron.
Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial, dll.juga memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita tegangan prahaid adalah wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.
8.      Dismenore
Etiologi : psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit, hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan kadar prostalandin, hormon steroid seks, kadar vasopresin tinggi)

D.      Manifestasi Klinis
1.    Hipermenore (Menorraghia) : Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga sering merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.
2.    Hypomenorhoe (kriptomenorrhea): Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya berupa spotting.
3.    Polimenorea (Epimenoragia)Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari).CCC
4.    Oligomenorrhoe : Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali, perdarahan haid biasanya berkurang
5.    Amenorea
Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :
a.       Tidak terjadi haid
b.      Produksi hormon estrogen dan progesteron menurun.
c.       Nyeri kepala
d.      Badan lemah Tanda dan gejala tergantung dari penyebabnya :
Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan bentuk tubuh. Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan  pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit, dan lengan serta tungkai yang lurus. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore : Sakit kepala Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui ).
e.       Vagina yang kering
f.       Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria ),  perubahan suara dan perubahan ukuran payudara
6.    Pra Menstruasi Syndrom
Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah. Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. Emosi menjadi labil. Biasanya perempuan mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya.
7.    Dismenore
Beberapa gejala yang kerap menyertai saat menstruasi antara lain : perasaan malas bergerak, badan lemas, mudah capek, ingin makan terus, emosi jadi lebih labil, sensitif, mudah marah. Bukan itu saja, pengaruh pelepasan dinding rahim selama menstruasi juga kerap memunculkan rasa pegal dan sakit pada pinggang serta membuat kepala terasa nyeri, kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum. Dismenorea terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah menarche (haid pertama), yang merupakan indikasi adanya obstruksi outflow kongenital.Dismenorea dimulai setelah berusia 25 tahun. Terdapat ketidaknormalan (abnormality) pelvis dengan pemeriksaan fisik: pertimbangkan kemungkinan endometriosis, pelvic inflammatory disease, pelvic adhesion (perlengketan pelvis), dan adenomyosis.

E.       Pemeriksaan Diagnostik
1.    B-USG
Deteksi kondisi rahim, ovarium, dan panggul.
2.    Sitologi
Untuk memeriksa fungsi ovarium serta menghilangkan lesi ganas
3.    Biopsy
Untuk menentukan jenis penyakit, lebih sering digunakan untuk mendiagnosis tumor
4.    Penentuan endokrin
Dapat digunakan untuk mengukur gonadotropin, hipofisis, prolaktin, ovarium, tyroid, dan hormon adrenal secara klinis untuk memahami fungsi ovarium dapat menggunakan cara pap smear vagina, mucus serviks, suhu tubuh basal dan biopsi endometrium
5.    X-Ray
Pemeriksaan uterin lipiodol dapat digunakan untuk memahami kondisi rongga rahim apakah terdapat fibroid mukosa atau terdapat polip juga untuk memahami terdapat apakah terdapat tumor hipopisis
6.    Laparoskopi dan Histeuroskopi
Untuk mendeteksi lesi uterine serta panggul

F.       Penatalaksanaan Medis
50 % dari kaum wanita pernah mengalami gangguan haid pada masa remaja. Biasanya gangguan ini mencapai puncaknya pada umur 17-25 tahun. Karena tingginya kejadian ini, berbagai pengobatan pun telah diberikan. Ketidakteraturan menstruasi biasanya tanpa sebab fisik dihubungkan dengan disfungsi hipotalamus, yang dapat dikaikan dengan stres fisik (misalnya cedera kepala ringan) atau stres emosional (misalnya ketika akan menghadapi ujian). Ada beberapa cara untuk menghadapi keadaan ini secara medis. Cara Universitas Sumatera Utara paling mudah adalah dengan memberikan pil KB, yang mengandung progesteron dan estrogen dalam kadar tertentu. Berikan selama 10-12 hari. Dalam 7 hari pasien akan mengalami perdarahan. Progesteron bekerja dengan memproduksi estrogen dari dalam tubuhnya sendiri, membangun dan meluruhkan lapisan dalam rahim, melindunginya dari overstimulasi endometrium.
Cara lain untuk menanggani gangguan menstruasi yang tidak teratur adalah mengobati akar permasalahannya dan ini memerlukan peran seorang ginekolog (Livoty, Carol. Dan Topp.; 2006). Terapi unruk hipermenorea (menoragia) khususnya pada mioma uteri tergantung pada penangganan mioma uteri, sedangkan pada wanita (Wknjosastro, 2008) yang didiagnosis menderita polip endometrium penangganannya adalah kuretase (wknjosastro,2008). Terapi untuk amenorea primer, jika amenorea menetap 9-12 bulan dan anovulasi merupakan penyebab utama, dapat diberikan klomifen, terutama Klomifen merupakan anti estrogen. Dengan pengobatan ini kira-kira 90 % wanita amenorea dan 40 % wanita yang mengalami oligomenorea akan membaik. Terapi amenorea sekunder perbaiki kebiasaan makan dan menjaga kebersihan diri (Llewellyn, Derek. Dan Jones,2002). Untuk gangguan haid lainnya cukup diberikan keterangan bahwa hal tersebut tidak mengganggu fertilitas/kesuburan dari wanita yang bersangkutan (Wknjosastro,2008). Ada banyak cara untuk mengobati kram. Olahraga adalah terapi yang sangat efektif, seperti juga dietyang bergizi. Kalsium dan vitamin B6 telah dikaitkan sebagai pereda nyeri/kram. Obat antiprostaglandin seperti aspirin, naproxen, ibuprofen merupakan obat ideal untuk kram menstruasi. Obat ini diminum sejak terasa sakit selama 2-3 hari. Kebanyakan dari mereka yang mengeluhkan rasa sakit tidak memerlukan pengobatan, tetapi butuh pengertian dan penerangan. Jika sakit semakin parah segeralah berobat ke dokter (Llewellyn,2001).

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.      Diagnosa Keperawatan
1.        Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi
2.        Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia
3.        Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen

B.       Intervensi Keperawatan
1.        Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi
a.    Tujuan:
1)   Nyeri yang dirasakan oleh pasien berkurang
2)   pasien mampu mengontol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
3)   mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4)   Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
b.   Intervensi
1)   Beri linkungan tenang dan kurangi rangsangan penuh stress
2)   Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesic
3)   Ajarkan strategi relaksasi (misalnya nafas berirama lambat, nafas dalam, bimbingan imajinasi
4)   Evaluasi dan dukung mekanisme koping px
5)   Kompres hangat
c.    Rasional
1)   Meningkatkan istirahat dan meningkatkan kemampuan koping
2)   Analgesik dapat menurunkan nyeri
3)   Memudahkan relaksasi, terapi non farmakologi tambahan
4)   Penggunaan persepsi sendiri atau prilaku untuk menghilangkan nyeri dapat membantu mengatasinya lebih efektif
5)   Mengurangi rasa nyeri dan memperlancar aliran darah
2.        Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia
a.    Tujuan
1)   Pasien dapat beraktivitas seperti semula
2)   Berpasrtisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
3)   Mampu melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri
4)   Tanda-tanda vital normal
b.   Intervensi
1)   Beri lingkungan tenang dan perode istirahat tanpa gangguan, dorong istirahat sebelum makan
2)   Tingkatkan aktivitas secara bertahap
3)   Berikan bantuan sesuai kebutuhan
4)   Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan
5)   Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
c.    Rasional
1)   Menghemat energi untuk aktivitas dan regenerasi seluler/ penyembuhan jaringan
2)   Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan
3)   Menurunkan penggunaan energi dan membantu keseimbangan supply dan kebutuhan oksigen
4)   Untuk mengetahui aktifitasapa yang mampu dilakukan oleh pasien
5)   Untuk mengetahui perubahan status fisik, emosional, sosial dan spiritual
3.        Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen
a.    Tujuan
1)   Pasien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
2)   Pasien mampu mengideentifikasi, dan mampu mengungkapkan dan menunjukan teknik untuk mengontrol cemas
3)   Vital sign dalam batas normal
4)   Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukan berkurangnya kecemasan
b.   Intervensi
1)   Libatkan pasien/ orang terdekat dalam rencana perawatan
2)   Berikan lingkungan tenang dan istirahat
3)   Bantu pasien untuk mengidentifikasi/ memerlukan perilaku koping yang digunakan pada masa lalu
4)   Bantu pasien belajar mekanisme koping baru, misalnya teknik mengatasi stres
c.    Rasional
1)   Keterlibatan akan membantu pasien merasa stres berkurang,memungkinkan energi untuk ditujukan pada penyembuhan
2)   Memindahkan pasien dari stress luar meningkatkan relaksasi; membantu menurunkan ansietas
3)   Perilaku yang berhasil dapat dikuatkan pada penerimaan masalah stress saat ini, meningkatkan rasa control diri pasien
4)   Belajar cara baru untuk mengatasi masalah dapat membantu dalam menurunkan stress dan ansietas.


BAB IV
PENUTUP

A.      Simpulan
Menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro, 2005) sedangkan gangguan menstruasi adalah masalah yang umum terjadi pada masa remaja. Gangguan ini dapat menyebabkan rasa cemas yang signifikan pada pasien maupun keluarganya. Faktor fisik dan psikologis berperan pada masalah ini (Chandran, 2008). Gangguan menstruasi paling umum terjadi pada awal dan akhir masa reproduktif, yaitu di bawah usia 19 tahun dan di atas 39 tahun. gangguan haid juga sering terjadi seperti: dismenorea, hipermenorea, hipemenorea, amenorea, polimenorea (Epimenoragia), oligomenorrhoe, pra menstruasi syndrome (PMS), dismenore.
Diagnosa keperawatan bagi klien dengan gangguan menstruasi diantaranya :
1.      Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi
2.      Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia
3.      Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen

B.       Saran
Dengan selesainya makalah ini disarankan agar pembaca dan penulis dapat lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang masalah masalah gangguan menstruasi khususnya untuk wanita serta diharapkan dengan selesainya makalah ini pembaca dan penulis lebih mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan menstruasi yang meliputi diagnosa keperawatan dan rencana (intervensi) keperawatan yang tepat bagi klien dengan gangguan menstruasi.



Komentar

  1. Terimakasih sangat bermanfaat untuk melengkapi materi saya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penatalaksanaan DM : Olahraga

Makalah Keperawatan Anak Dengan Meningitis